Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

BERLOMBA-LOMBA DALAM KEBAIKAN MENCARI KERIDHOAN ALLAH


Sebagai manusia diciptakan di dunia itu sebagai seorang Khalifah di muka bumi, yang mana tugas dari khalifah di muka bumi hanya untuk mentaati dan menjalankan semua perintah dari yang menciptakan alam dunia yaitu Allah tuhan seluruh alam semesta. Karena pada dasarnya dengan menjalankan segala perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya menjadikan manusia berfokus pada perbuatan yang makruf, baik, dan positif. Serta mehindari perbuatan yang mungkar, buruk, dan negatif.

Ada begitu banyak perbuatan baik di dunia ini yang dapat manusia kerjakan, sebagai umat muslim memiliki satu tujuan untuk menjaga keseimbangan di muka bumi itu penting, untuk tidak merusak alam dan lingkungan sekitar, maka ajaran islam menganjurkan kepada pemeluknya untuk senantiasa berlomba-lomba dalam kebaikan (Fastabiqul Khairat). Tentunya ruang lingkup kebaikan (Good Space Act) bukan hanya terletak pada Ibadah Ruhaniyah, akan tetapi pada ibadah muamalah dalam hubungan antar sesama manusia, alam sekitar, dan makluk hidup lainnya.

Sebab sebagai seorang muslim yang dicari dalam mengarungi bahtra kehidupan dunia yakni dengan mencari keridhaan Allah Subahanahu wa ta’ala, karena kita sebagai seorang muslim percaya bahwa kelak di yaumil akhir manusia termasuk kita akan dimintai pertanggung jawaban atas segala perbuatan yang kita kerjakan yang kita sebut dengan Yaumil Hisab, maka setelah itu kita semua akan dikumpulkan bersama-sama berdasarkan amal perbuatan yang kita kerjakan, sesuai dengan beratnya neraca amal yang kita peroleh dan tentunya kita semua berharap dengan harapan yang baik yakni dikumpulkan bersama dengan orang-orang yang shaleh.

Untuk mencapai peredikat orang yang shaleh maka sebagai umat muslim kita dianjurkan untuk memiliki etos kerja yang baik, dengan landasan untuk memperoleh keridhoan Allah Subahanahu wa ta’ala, dengan menitik beratkan segala pekerjaan yang kita kerjakan itu merupakan bagian dari pada ibadah kepada Allah Suhabanahu wa ta’ala.

Sehingga kerja tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan duniawi akan tetapi sebagai bentuk rasa syukur serta penghambaan kepada Allah, maka akan timbul dalam diri perasaan senang serta bahagia karena bekerja hanya semata-mata untuk meraih keridhoan Allah. Bahkan para nabi dan rosul-rosul utusan Allah senantiasa mengabdikan pekerjaan mereka sebagai jalan menuju kehalalan dan karunia keberkahan yang diberikan Allah, sehingga tidak ada perasaan malu, minder, ataupun malas bagaimana pun pekerjaan yang mereka kerjakan. 

Bahkan dari sebagian para nabi dan rosul ada yang bekerja sebagai pengembala hewan ternak seperti halnya domba, ada yang bertani, ada yang berdagang, dan ada yang menjadi seorang pengerajin-kerajinan seperti halnya Nabi Idris beliau merupakan seorang Rosul utusan Allah yang berprofesi sebagai penjahit, Nabi Muhammad pernah sebagai seorang pengembala dan dimasa pertumbuhan usianya yang matang beliau sebagai seorang pedagang sebelum mendarma baktikan seluruh kehidupannya untuk berdakwah dijalan Allah pada saat beliau diangkat menjadi seorang Rosul utuasan Allah, pada usia genap empat puluh tahun.

Sahabat Islam17an yang semoga mendapat pencerahan dari Allah dan senantiasa terjaga keimanannya, ada sebuah petikan mutiara hikmah yang berasal dari Tokoh ulama kita yakni Buya Hamka, kata itu sangat indah berbunyi, “Jikalau kita bekerja hanya sekedar bekerja, kerbau di ladang juga bekerja, jikalau kita hidup hanya sekedar hidup, binatang buas di rimba juga hidup,”

Petikan kata hikmah tersebut mensiratkan bahwa sebagai seorang muslim kita dalam bekerja harus menitik beratkan esensi pekerjaan itu sebagai bentuk rasa syukur serta ibadah kepada Allah untuk memperoleh keridhoan Allah Subahanahu wa ta’ala, bukan hanya sekedar kita membuang-buang tenaga dan pikiran dengan sia-sia akan tetapi mengabdikan diri kepada Allah. Dan itulah tujuan manusia diciptakan di dunia yaitu hanya untuk beribadah kepada Allah Subahanahu wa ta’ala. Maka marilah untuk senantiasa berlomba-lomba dalam kebaikan (Fastabiqul Khairat).

Pengertian Berlomba-lomba dalam kebaikan (Fastabiqul Khairat)

Allah Subahanahu wa ta’ala berfirman,

 َوَلِكُلٍّ وِّجۡهَةٌ هُوَ مُوَلِّيۡهَا ​ۚ فَاسۡتَبِقُوا الۡخَيۡرٰتِؕ اَيۡنَ مَا تَكُوۡنُوۡا يَاۡتِ بِكُمُ اللّٰهُ جَمِيۡعًا ؕ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ قَدِيۡرٌ‏ ١٤٨
Artinya,
“Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadapi kepadanya. Maka berlomba-lomba kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu,” (Al-Baqarah : 148)
 

Berlomba-lomba dalam kebaikan dalam ajaran agama islam sikap berlomba-lomba dalam kebaikan merupakan sikap yang dibolehkan selagi hal itu memiliki manfaat, misalnya ketika kita mempunyai suatu impian untuk digapai, mesti kita memiliki semangat daya juang untuk memperolehnya walau pun banyak juga yang menginginkannya. Contonya dalam sebuah perlombaan, setiap peserta yang ambil bagian dari perlombaan pastinya menginginkan menjadi yang terbaik atau menjadi seorang juara. Dengan  begitu akan muncul sebuah persaingan yang baik diantara peserta lomba demi untuk mendapatkan juara yang mereka impikan, hal semacam itu termasuk kedalam berkompetisi dalam kebaikan. 

Menurut bahasa kata lomba memiliki sinonim kata ‘kompetisi’, kompetisi berasal dari serapan kata asing yaitu dari bahasa latin competo, yang berarti persaingan, dalam bahasa Freancis disebut Competition begitu juga dalam bahasa Inggris. Sedangkan ‘Kebaikan’ berarti sesuatu yang memiliki nilai positif dan bermanfaat  baik bagi diri manusia itu sendiri maupun bagi orang lain. Dalam pandangan islam kebaikan berarti amal shaleh. Jadi, kompetisi dalam kebaikan yaitu suatu tindakan aksi berkompetisi dalam perbuatan-perbuatan yang baik atau beramal shaleh, yang tidak merusak atau menghilangkan kerusakan. Amal shaleh itu harus didasari dari perbuatan yang menghasilkan manfaat untuk kemaslahatan bagi diri sendiri maupun orang lain.

Setiap umat diberikan suatu aturan atau Syariat. Syariat suatu kaum berbeda-beda sesuai dengan waktu dan keadaan hidupnya mengikuti keadaan zaman tapi bukan berarti  ikut larut dalam keadaan yang diluar syariat yang kurang baik dan bertentangan dengan norma masyarakat serta hokum agama. Dan perbedaan-perbedaan itu bukan semata-mata untuk menimbulkan perpercahan, Allah berkemampuan untuk menjadikan manusia itu satu umat saja, akan tetapi kodarullah sudah menciptakan manusia berbeda-beda agar manusia saling mengenal, dan pada perinsipnya semua beribadah dalam rangka mencari keridhoan Allah Shubahana hu wa ta’ala.

Sikap fastabiqul khairat (Competition for the Good act) atau berlomba-lomba dalam kebaikan sangat penting dimiliki oleh generasi muslim sekarang, karena dalam mengarungi perjalanan kehidupan ini harus memerlukan suatu energi positif untuk berkompetisi dalam semua aspek kehidupan tidak abstain atau bersikap datar untuk bisa bermanfaat bagi kehidupan kita di dunia dan sebagai bekal di akhirat. Sebab tantangan zaman semakin mengharuskan kita untuk siap untuk menghadapinya yang mana tantangan itu naik turun bahkan terjal harus mampu menghadapinya. 

Semangat berkompetisi dalam meraih kebaikan itu menjadi energi positif untuk meraih prestasi peradaban islam yang berperadaban tinggi dan menjadi yang terbaik dimata dunia, serta dimata Allah kita menjadi seorang khalifah di muka bumi, sehingga ketika di akhirat kelak ketika kita dipertanyakan tentang kekhalifah atau tugas manusia di muka bumi oleh Allah kita dapat mempertanggung jawabkannya dihadapan Allah Subahanahu wa ta’ala.

Allah bakhkan menyruh kita untuk terus bergerak untuk berkontribusi sebesar-besarnya bagi dunia, untuk mengerjakan suatu kebaikan-kebaikan dan menjalin suatu perdamaian, agar waktu yang kita miliki dalam mengarungi kehidupan dunia ini tidak terasa sia-sia, karena barang siapa yang tidak dapat memanfaatkan waktunya dengan baik maka mereka termasuk kedalam golongan yang merugi. Sebagai mana Allah berfirman dalam Al-Quran surat Al-Asr yang artinya, “Demi masa, sesungguhnya manusia dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan shaleh dan saling nasihat-menasihati dalam kebaikan, dan senantiasa menasihati untuk berlaku sabar,”

Akan tetapi ketika kita berhasil melakukan suatu kebaikan, atau memperoleh dalam berlomba-lomba dalam kebaikan itu janganlah mudah berpuas diri, kita harus senantiasa terus menerus melakukan kebaikan-kebaikan sebagai mana Allah berfirman pada surat Al-Insyirah ayat ke tujuh yang artinya, “Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh suatu urusan yang lain” bukan berpuas diri dan bermalas-malasan.

PERINTAH ROSULULLAH DALAM BERLOMBA-LOMBA DALAM KEBAIKAN

Rosulullah melalui hadist yang diriwayatkan oleh imam Muslim, Rosulullah bersabda, “Bersegeralah kamu sekalian untuk melakukan amalan-amalan shaleh, karena akan terjadi suatu fitnah (bencana) yang menyerupai malam yang gelap gulita, di mana ada seorang yang pada waktu pagi ia beriman tetapi pada waktu sore ia kafir, pada waktu sore ia beriman tetapi pada waktu pagi ia kafir, ia rela menukar agamanya (dengan sedikit keuntungan dunia),” (H.R. Muslim)

Melalui hadist tersebut Rosulullah mengingatkan umatnya akan adanya masa fitnah yang pada kondisi itu seseorang pada pagi hari ia beriman namun pada sore harinya telah kafir, dan pada sore hari ia beriman akan tetapi pada pagi hari ia menjadi kafir. Sungguh dengan mudahnya mereka menanggalkan dan meninggalkan keimanan kepada Allah, semua itu tertipu karena keuntungan dunia yan sedikit dan tidak abadi. Semoga kita terhindar dari suatu zaman yang demikian, sehingga keimanan kita akan tetap senantiasa terjaga dari fitnah keadaan tersebut. Dan bersegaralah untuk melakukan amalan shaleh yang semata-mata ikhlas karena Allah ta’ala dan sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan sunnah selagi kita masih sempat dan masih memiliki waktu untuk melakukannya.

Kebaikan yang dikerjakan oleh seorang mukmin akan mendapatkan balasan dari Allah Shubahanahu wa ta’ala tentunya berlomba-lomba dalam kebaikan tersebut merupakan suatu ajakan yang harus dimulai dari diri sendiri, untuk meraih keridhoan Allah. Anjuran untuk menyegerakan berbuat kebaikan sebelum datangnya waktu suatu keadaan yang tidak dapat lagi untuk melakukannya.

Waktu yang karena keadaan yang membawa seseorang tidak dapat melakukan amalan shaleh karena fitnah yang sungguh bersar dan bertumpuk, seperti halnya datangya gelap malam yang gulita yang menenggelamkan cahaya kedalam kegelapan yang teramat gelapnya, tidak ada lagi terang bahkan setitik cahaya.

ANJURAN MENERAPKAN PERILAKU BERLOMBA-LOMBA DALAM KEBAIKAN

Sikap perilaku yang menujukan seseorang dalam berlomba-lomba dalam kebaikan diantaranya,

a. Meyakini bahwa kehidupan harus disetai dengan perjuangan dan di dalam berlomba-lomba berusaha untuk berkompetisi dalam kebaikan.
b. Saat memperoleh keberhasilan tidak menjadikan kita bersikap takabur dan pada saat mengalami kegagalan tidak berpangku tangan untuk berputus asa
c. Bersikap jujur, sportif, berperilaku mencintai kebaikan dan meninggalkan keburukan, serta menyadari bahwa perbuatan baik (amal shaleh) merupakan bekal di kehidupan akhirat.
d. Tidak menunda waktu dalam melakukan amal kebaikan seperti ketika mendengar seruan shalat maka bersegeralah untuk melakukannya

MANFAAT DARI BERLOMBA-LOMBA DALAM KEBAIKAN

Bagi orang yang selalu melakukan amalan shaleh atau berbuat kebaikan akan selalu mendapatkan kebaikan, karena kebaikan-kebaikan itulah yang ia tanam dan pasti juga akan memetik kebaikan bagi dirinya jika bukan melalui perantaraan makhluk makan kebaikan itu langsung Allah yang akan memberinya di akhirat. Maka kebaikan itu harus senantiasa dikerjakan secara terus-menerus (Istiqamah), jangan pernah memiliki suatu perasaan bahwa kita tidak perlu untuk melakukan suatu kebaikan sehingga kita lalai atau abai di dalam melakukan suatu kebaikan. Manfaat bagi seseorang yang senantiasa memiliki sikap berlomba-lomba dalam kebaikan, diantaranya :


a.    Memperoleh keridhoan dan pahala dari Allah Shubahanahu wa ta’ala
b.    Menjadi manusia yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain
c.    Mempercepat penyelesaian dalam suatu pekerjaan
d.    Memiliki motivasi hidup bahwa hari esok harus lebih baik dari hari sekarang
e.    Menjadi pribadi yang memiliki sifat kedisiplinan dan bertanggung jawab
f.    Menjalin hubungan baik antar sesama dengan tidak menyebarkan permusuhan pada sesama.

Post a Comment for "BERLOMBA-LOMBA DALAM KEBAIKAN MENCARI KERIDHOAN ALLAH "