Kisah Nabi Nuh Alaihi Salam
Riwayat kenabian Nuh Alaihi Salam
Di dalam riwayat yang diterangkan Al-Quran, Usia nabi Nuh mencapai 950 tahun, Nabi Nuh diutus oleh Allah menjadi Rosul dan Nabi pada usianya yang ke 480 tahun hingga Nabi Nuh meninggal dunia, yaitu sekitar 500 tahun atau 5 abad lamanya Nabi Nuh berdakwah.
Ibnu Kalby dari Ibnu Shalih Bahwa menurut ibnu Abbas radiallahu anhum antara Nabi Adam dan Nabi Nuh adalah 12 abad lamanya setelah ke wafatan Nabi Adam. Dan pada abad yang kedua belas itulah manusia banyak meninggalkan apa yang diajarkan oleh Nabi Adam yaitu harus menyembah hanya kepada Tuhan seluruh alam semesta yakni Allah subahanallahu wa ta'ala, manusia di abad 12 setelah Nabi Adam banyak menyembah pada patung-patung atau berhala-berhala yang mereka buat dengan tangan mereka sendiri.
Diriwayatkan juga oleh Athiyah dari Ibnu Abas, bahwa manusia saat wafatnya Nabi Adam, semuanya baik dan beriman kepada Allah. Tapi dikemudian hari seluruh manusia hampir menjadi seperti binatang-binatang karena tidak menggunakan akalnya. Banyak manusia yang menyimpang dari apa yang diajarkan Nabi Adam, banyak ajaran-ajaran Nabi Adam dan Hawa sebagai nenek moyang manusia semakin terlupakan, dan timbulah banyak kemaksiatan, kerusakan, kekacauan dan perselisihan antara mereka di muka bumi.
Dengan sebab yang demikian itulah Allah mengutus rosul-rosul untuk membimbing mereka, Allah juga mengutus nabi-nabi di muka bumi. Para Rosul diutus untuk mengurusi kaumnya sementara para nabi hanya diutus untuk mengurusi dirinya dan kalurganya., dengan memberikan kabar gembira bagi siapa yang mau beriman kepada Allah dan memberikan ancaman kepada siapa yang melanggar larangan-larangan Allah. Nabi sekaligus Rosul yang pertama kali mengabarkan kepada kaumnya yaitu Nabi Idris Alaihi Salam sekitar 6 abad sepeninggalan nabi Adam. Tapi Kerosulan Nabi Idris itu tidak semuanya diikuti oleh kaumnya, ada juga kaumnya yang mendustakan, mencemooh, hingga nabi Idris wafat.
Sepeninggalan Nabi Idris diantara manusia-manusia itu ada yang menjadi tersesat dari jalan yang benar dan jahat kelakuannya seperti hewan, dan adapula yang menjadi orang yang baik, sholeh baik perilaku maupun ucapannya sehingga mereka orang sholeh itu dicintai oleh orang-orang yang ada disekitar mereka, hingga dibuat ornamen-ornamen untuk mengenang mereka seperti patung-patung, serta gambar-gambar yang mengingatkan pada orang-orang sholeh tersebut, adapun nama-nama orang sholeh yang termashur namanya adalah Wad, Suwa, Yaghuts, Ya'uq, dan Nashr.
Menurut Hisyam, kelima orang sholeh tersebut mati secara berturut-turut dalam waktu satu bulan, sehingga mengakibatkan kegemparan yang amat hebat bagi orang-orang yang sangat mengagumi dan mencintainya.
Hingga kelima orang sholeh itu dibuatkan patung-patung yang menyerupai bentuk orang sholeh tersebut, dengan tujuan awalnya hanya sekedar kenang-kenangan atau pengingat untuk melepaskan kerinduan mereka. Patung-patung orang sholeh itu setiap hari mereka datangi dan kunjungi, mereka rawat dengan pernak-pernik perlengkapan hingga seola-oleh patung-patung itu seperti memiliki nyawa. Hingga mereka semakin menghormati, mengagumi dan mengucapkan kata-kata pujian dan sanjungan kepada patung-patung kelima orang suci tersebut, sampai pada mereka memohon doa-doa kepada patung-patung. Itulah tindakan yang dilakukan orang-orang yang mencintai dan mengagumi patung tersebut, hingga diberilah nama patung-patung itu seperti nama orang-orang sholeh itu yakni Wad, Suwa, Yaghut, Ya'qud dan Nashr.
Sehingga kecintaan itu mereka turunkan kepada generasi-generasi setelahnya, diwariskan kepada anak cucu mereka. Hingga pada puncaknya, patung-patung itu dijadikan pemujaan, dimintai syafaat, diucapkan doa-doa dan pujian, hingga meminta sesuatu yang diinginkan kepada patung-patung tersebut. Karena menreka menganggap bahwa orang-orang baik-baik yang telah dijadikan patung itu adalah Tuhan. Demikian seterusnya keyakinan hati mereka semakin mendalam. Dan ajaran yang telah dibawakan Nabi Adam dan Nabi Idris yaitu untuk menyembah dan memohon hanya pada Tuhan seluruh alam semesta (Allah) mereka lupakan dan ditinggalkan, karena mereka menganggap bahwa Allah itu tidak ada sebab wujudnya tidak pernah mereka lihat dihadapan mereka, bahkan mereka meyakini bahwa patung-patung yang ada dihadapan mereka itu adalah Tuhan-tuhan. Baca lengkapnya di Kisah Nabi Idris
Gambar Ilustrasi patung
Nabi Nuh memberantas dan patung-patung dan berhala-berhala.
Ketika keadaan yang demikian bejat akhlak dan moralnya itu, Allah telah mengirim ke tenga-tengah mereka seorang Rosul, seorang utusan Allah yang membawa kebenaran yaitu Nabi Nuh. Dengan begitu sabarnya nabi Nuh menyampaikan ajaran-ajaran Tuhan ditengah-tengah kaumnya yang begitu jauh kelaukannya terhadap ajaran Nabi Adam yang menyuruh menyembah hanya pada Tuhan yang esa. Nabi Nuh menerangkan kepada kaumnya dengan perkataan yang fasih, lemah lembut dan penuh hikmah. Disuruh oleh nabi Nuh kepada kaumnya untuk meninggalkan penyembahan-penyembahan kepada patung-patung dan berhala-berhala yang terbuat dari batu dan sebagainya. Karena sebab batu-batu merupakan beda mati, yang tidak dapat dimintai bantuan, pertolongan maupun syaraat. Diluruskanlah oleh nabi Nuh itikad dan kenyakinan mereka kepada tuhan seluru alam semesta yaitu Allah Subahanalahu wa ta'ala, yang telah menjadikan alam semseta beserta isinya, bahkan menjadikan manusia semua dari manusia pertama yaitu nabi Adam dan Hawa. Tapi nasihat dan dakwah nabi Nuh ditolak mentah-mentah oleh kaumnya.
Peristiwa ini diabadikan dalam Al=Quran :
Artinya : ''Nuh berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku, dan telah mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya melainkan kerugian belaka. Dan melakukan tipu daya yang amat besar." Dan mereka berkata, "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwa', yagus, ya'uq dan nasr." Dan sesudahnya mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia); dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kesesatan. (Surat Nuh Ayat 22-24)
Nabi Nuh mulai berdakwah ke jalan Allah pada kaumnya.
Dengan sabar dan tek mengenal putus asa, nabi Nuh menghadapi kaumnya yang sama-sama ingkar terhadap apa yang disampaikan dan diajarkan Nabi terdahulu, sama menyembah kepada patung dan berhala bahkan bukan sekali dua kali, bukan pula seminggu, sebulan, setahun tapi beratus-ratus tahun lamannya. Hampir seluruh umur yang diberikan Allah kepada Nabi Nuh yang lamanya 950 tahun itu, digunakan nabi nuh hampir seluruh usianya untuk berdakwah dijalan Allah, Nabi Nuh dengan giat-giatnya meluruskan keyakinan kaumnya yang menyembah patung-patung agar kembali menyembah Allah Subahanalahu wa ta'ala tuhan yang berhak disembah, dipuji, dipuja, dimintai doa dan pertolongan.
Al-Quran mengabadikan dalam surat Al-Ankabut ayat 14 ; Artinya ''Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun (950 tahun). Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang yang zalim, Maka Kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu dan Kami jadikan peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia.''
Meskipun seluruh umur Nabi Nuh dihabiskan hanya untuk menyeru manusia ke jalan Allah, akan tetapi Nabi Nuh hanya mendapatkan pengikut 70 orang atau 80 orang saja yang semuanya itu terdiri dari orang-orang yang lemah dan miskin. Padahal kaum Nabi Nuh tergolong sangat banyak jumlahnya. Jadi antara pengikutnya dan penentang dakwahnya sperti 1 berbanding 10000 orang.
Pada suatu waktu Nabi Nuh berkata pada kaumnya, ''Sesungguhnya aku ini adalah orang yang menyampaikan ancaman Allah dan menerangkan jalan yang menuju keselamatan (Islam) kepada kalian, Oleh karena itu beribadahlah kelian hanya kepada Allah saja, dan janganlah menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, karena saya menghawatirkan atas kalian, kalau-kalau adzab Allah itu akan menimpa kalian, yang disebabkan karena tidak mau menyembah kepada-Nya dan condong kalian menyekutukan-Nya.''
Nabi Nuh juga berkata kembali pada kaumnya : ''Sesungguhnya jika kalian taat kepada Allah dan menjauhi keburukan, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kalian yang telah lalu dan membebaskan kalian menikmati kenikmatan dunia sampai batas waktu yang telah Allah tentukan, akan tetapi kalian berbuat maksiat terhadap Tuhan sekalian alam. Maka Tuhanku tidak akan menangguhkan umur kalian untuk hidup di bumi ini, dan sebentar lagi adzab akan menimpa diri kalian dengan tiba-tiba.''
Dalam Al-Quran perkataan nabi Nuh di abadikan :
Artinya : ''Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan memerintahkan), "Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih." Nuh berkata, "Hai kaumku, sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan kepadamu, (yaitu) sembahlah Allah olehmu, bertakwalah kepada-Nya, dan taatlah kepadaku, niscaya Allah akan mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu sampai kepada waktu yang ditentukan. Sesungguhnya ketetapan Allah apabila datang tidak dapat ditangguhkan, kalau kamu mengetahui.'' (Surat Nuh ayat 1-4)
Perkataan Penolakan Kaum Nabi Nuh
Hikmah dan ilmu yang disampaikan nabi Nuh itu tidak mendapatkan respon positif, malah kaum nabi nuh bertambah tercela perbuatannya mereka malah mengolok, mengoceh, memarahi nabi Nuh sekalipun nasihat yang disampaikan pada kaumnya adalah perintah yang asalnya dari Allah. Mereka bahkan mengingkari akan kenabian dan kerosulan nabi Nuh dengan beberapa alasan :
a. Nuh itu hanyalah seorang manusia biasa yang membutuhkan makan dan minum seperti manusia pada umumnya, bagaimana mungkin manusia biasa menjadi seorang Nabi? karena Nabi menurut pandangan dan anggapan mereka adalah seperti malaikat.
b. Pengikut-pengikut Nuh itu adalah orang-orang yang melarat dan hina dina, kaum fakir miskin, dan kaum buruh.
c. Mereka menganggap Nuh dan para pengikutnya dengan sebutan pembohong, tapi tuduhan mereka hanya berdasarkan sangkaan mereka sendiri tanpa bukti.
Diterangkan peristiwa itu dalam Al-Quran surat Hud ayat 25-27 :
Artinya : "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, (dia Nuh berkata), "Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kalian, agar kalian tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku takut kalian akan ditimpa azab (pada) hari yang sangat menyedihkan.” Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya, "Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kalian memiliki sesuatu kelebihan apa pun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kalian adalah orang-orang yang dusta.”
Dalam ayat lain juga Allah menerangkan pembangkangan, penolakan bahkan menuduh nabi Nuh sebagai orang yang sesat, hal itu diterangkan dalam Al-Quran surat Al-Arof berikut :
Artinya : ''Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu ia berkata, 'Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagi kalian selain-Nya.” Sesungguhnya (kalau kalian tidak menyembah Allah), aku takut kalian akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat). Pemuka-pemuka kaumnya berkata, "Sesungguhnya kami memandang kamu berada dalam kesesatan yang nyata.” Nuh menjawab, "Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikit pun, tetapi aku adalah utusan dari Tuhan semesta alam. Aku menyampaikan kepada kalian amanat-amanat Tuhanku dan aku memberi nasihat kepada kalian, dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kalian ketahui." (Q.S. Al-Arof ayat 59-62)
Artinya : ''Dan apakah kalian (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepada kalian peringatan dari Tuhan kalian dengan perantaraan seorang laki-laki dari golongan kalian agar dia memberi peringatan kepada kalian dan mudah-mudahan kalian bertakwa dan supaya kalian mendapat rahmat. Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera, dan Kami menenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya).'' (Q.S. Al-Arof ayat 63-64)
Metode dahwah nabi nuh dengan memberikan ceramah baik dari rumah ke rumah, maupun dari tempat satu ke tempat lain tidak memberikan banyak perubahan pada kaumnya kecuali hanya sedikit. Meski yang disampaikan penuh dengan hikmah dan bersumber langsung dari Allah Subahanalahu wa ta'ala. Tapi Nabi Nuh tidak menyerah begitu seja menghadapi tantangan dakwah kepada kaumnya, Nabi Nuh menggunakan metode lain untuk mengajak kaumnya kembali ke jalan Allah.
Da'wah Nabi Nuh dengan metode diskusi (Tanya Jawab)
Ketangguhan hati nabi nuh dalam berdakwah kepada kaumnya merupakan ketangguhan hati seorang rosul yang ulil amri, meski banyak penolakan dari kaum-kaumnya tidak ada rasa sedikitpun untuk menyerah dengan keadaan kaumnya, malah Nabi Nuh menggunakan berbagai metode untuk mengajak manusia kejalan kebenaran yang sesungguhnya yaitu untuk mengesakan Allah. Nabi Nuh setelah berdakwah dengan metode ceramah tidak mendapatkan respon positif dari kaumnya, maka Nabi Nuh menggunakan metode diskusi perorangan maupun kelompok, tanya jawab yang dilakukan antara Nabi Nuh dan kaumnya itu saling mendatangkan bukti-bukti serta dalil yang dapat diajukan (berhujah).
Pada suatu ketika Nabi Nuh berkata kepada kaumnya,"Hai kaumku bagaimana pendapatmu tentang status diriku di depan matamu, seandainya aku mempunyai bukti yang kuat dari Tuhanku bahwa Dia memberiku pangkat kenabian dan risalah dengan rahmat dan fadilah-Nya? Saya kira yang menutup diri kalian untuk menerima petunjuk Tuhan adalah kebodohan dan terpedayanya dengan harta dan kedudukan yang empuk. Apakah dapat dibenarkan kiranya kalau aku membenci kebandelan kalian sebagai imbangan kebencian kalian terhadap kenabianku? Padahal aku ini tidak meminta imbalan apapun dalam memberi peringatan dan petunjuk Tuhan kepada kalian, baik itu berupa harta maupun kedudukan. Akan tetapi aku hanyalah mengharapkan imbalan pahala dari Allah semata, dan imbalan dari Allah itulah imbalan yang sangat aku dambakan.''
Ucapan Nabi Nuh kali ini rupanya berpengaruh dari kalangan mereka. Meskipun hikmah pertanyaan yang sangat dalam dari Nabi Nuh, tetap saja kaumnya mencari-cari alasan untuk menolak ajakan Nabi Nuh. Mereka berkata kepada Nabi Nuh, hai Nuh aku mau beriman dan menjadi pengikutmu dengan satu syarat supaya pengikut-pengikutmu yang terdiri dari kaum fakir miskin dan terdiri dari orang-orang yang lemah itu supaya diusir darimu, dan kau juga harus jauh dari mereka. Nuh menjawab : ''Aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang beriman itu karena hanya ingin memenuhi permintaan kalian atau hanyalah penghinaan kalian kepada mereka. Tidak sekali lagi tidak, mereka adalah orang-orang yang mendekatkan diri kepada Allah dan akan menemui Tuhan mereka pada hari kiamat dengan mendapatkan pahalanya.
Adapun kalian, menurut pendapatku adalah orang-orang yang bodoh yang selama ini diselimuti harta kekayaan dan kedudukan. Semua orang menurut pandangan Allah adalah sama, tidak ada yang dilebihkan dan tidak ada yang direndahkan, kecuali yang membedakan hanyalah tingkat ketaqwaannya. Apabila tingkat ketaqwaanya dan amal shalehnya banyak maka dialah yang akan mendpat kemuliaan dan ditinggikan drajatnya oleh Allah, akan tetapi kalau tidak bertaqwa dan amalan sholehnya buruk maka dialah orang yang hina dan rendah dihadapan Allah.
Sekali lagi Allah tidak membedakan manusia-manusia itu berdasarkan kekayaan dan kedudukannya di dunia. Hai Kaumku, Ketahuilah! Tidak ada seorangpun yang bisa menolong dan menyelamatkan dari siksa Allah seandainya aku mengusir mereka sesudah mereka beriman. Apakah kalian tidak ingat bahwa mereka mempunyai Tuhan yang akan menolong mereka? Kemudian aku tidak pernah mengatakan bahwa aku pemilik gudang Allah yang bisa menggunakan sesuatu menurut kehendakku. Aku tidak mengatakan bahwa aku tidak lebih mengetahui perkara yang ghaib. Dan aku juga tidak mengatakan bahwa aku seorang malaikat sehingga mereka mau mengikutiku.
Sebenarnya aku tidak lebih dari manusia biasa, Aku tidak mengatakan kepada orang-orang yang kamu hina bahwa Allah tidak mendatangkan keberuntungan kepada mereka karena mencari muka dihadapan kalian. Krena Allah sendiri maha mengetahui keikhlasan dirimu kalau aku lakukan perbuatan itu karena untuk memenuhi permintaanmu, niscaya aku ini termasuk golongan orang-orang yang tersesat.
Peristiwa ini termuat di dalam Al-Quran surat Hud berikut :
Artinya : ''Berkata Nuh, "Hai kaumku, bagaimana pikiran kalian, jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku, dan diberi-Nya aku rahmat dari sisi-Nya, tetapi rahmat itu disamarkan bagi kalian. Apa akan kami paksakan kalian menerimanya, padahal kalian tidak menyukainya?" (Qs.Hud : 28)
Dan (dia berkata), "Hai kaumku, aku tidak meminta harta benda kepada kalian (sebagai upah) bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Tuhannya, tetapi aku memandang kalian suatu kaum yang tidak mengetahui.”Dan (dia berkata), tlHai kaumku, siapakah yang akan menolongku dari (azab) Allah jika aku mengusir mereka. Maka tidakkah kalian mengambil pelajaran?” (Q.s. Hud : 29-30)
Dan Aku Tidak mengatakan kepada kalian (bahwa), "Aku mempunyai gudang-gudang rezeki dan kekayaan dari Allah dan aku tiada mengetahui yang gaib; dan tidak (pula) aku mengatakan bahwa sesungguhnya aku adalah malaikat. Dan tidak juga aku mengatakan kepada orang-orang yang dipandang hina oleh penglihatan kalian, Sekali-kali Allah tidak akan mendatangkan kebaikan kepada mereka. ' Allah lebih mengetahui apa yang ada pada diri mereka; sesungguhnya aku, kalau begitu benar-benar termasuk orang-orang yang zalim.” (Q.S. Hud : 31)
Nabi Nuh dengan metode dakwah diskusi (tanya jawab) juga tidak mendapatkan respon yang baik oleh kaumnya, tapi Nabi nuh tidak mudah menyerah karena beban yang dipikul kepadanya yaitu untuk menyeru kaumnya untuk kembali kepada jalan yang lurus.
Post a Comment for "Kisah Nabi Nuh Alaihi Salam"